Salah satu pemain utama dalam industri otomotif Indonesia, Suzuki, baru-baru ini menyampaikan pandangannya mengenai kondisi pasar yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi. Pihak Suzuki menilai bahwa industri otomotif memerlukan semacam ‘doping’ atau stimulus tambahan agar kembali bergairah dan mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Pernyataan ini disampaikan oleh seorang perwakilan manajemen Suzuki dalam sebuah konferensi pers virtual yang diadakan pada hari Selasa, 6 Mei 2025, di Jakarta, menyoroti berbagai faktor yang masih menahan laju pertumbuhan industri otomotif nasional.
Menurut Suzuki, meskipun ada peningkatan penjualan dibandingkan masa puncak pandemi, industri otomotif Indonesia belum sepenuhnya kembali ke level sebelum krisis. Beberapa faktor yang menjadi penghambat antara lain adalah kondisi ekonomi global yang masih tidak pasti, suku bunga yang relatif tinggi yang mempengaruhi daya beli konsumen, serta isu-isu terkait rantai pasok yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu, transisi menuju kendaraan listrik (EV) juga menjadi tantangan tersendiri, memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan pengembangan produk yang sesuai dengan pasar Indonesia. Data penjualan mobil secara nasional dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) hingga kuartal pertama tahun 2025 menunjukkan pertumbuhan yang moderat, namun belum mencapai ekspektasi banyak pelaku industri.
Lantas, ‘doping’ seperti apa yang dimaksud oleh Suzuki agar dunia otomotif kembali bergairah? Beberapa hal yang diusulkan antara lain adalah insentif fiskal yang lebih menarik bagi konsumen untuk pembelian mobil baru, termasuk mobil konvensional dan listrik. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih kuat dalam pengembangan infrastruktur pengisian daya untuk EV, sehingga dapat meningkatkan daya tarik mobil listrik di mata konsumen. Kebijakan yang stabil dan предсказуемый juga dinilai penting untuk memberikan kepastian bagi para investor di sektor industri otomotif. Seorang pengamat ekonomi otomotif dari Universitas Indonesia, Dr. Kevin, dalam sebuah artikel opini yang terbit pada hari ini, Rabu, 7 Mei 2025, sependapat bahwa stimulus yang terarah dapat mempercepat pemulihan sektor otomotif.
Lebih lanjut, Suzuki juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan pihak terkait lainnya untuk menciptakan ekosistem dunia otomotif yang kondusif. Hal ini termasuk pengembangan industri komponen lokal, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta adaptasi terhadap tren global seperti elektrifikasi dan digitalisasi. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan dunia otomotif Indonesia dapat kembali menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian nasional dan mampu bersaing di kancah global.
Kesimpulannya, pandangan Suzuki mengenai perlunya ‘doping’ bagi industri otomotif Indonesia agar kembali bergairah mencerminkan tantangan-tantangan yang masih dihadapi oleh sektor ini. Langkah-langkah strategis dan kolaborasi yang kuat dibutuhkan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan bagi industri otomotif nasional.